Minggu, 08 Desember 2013
Bio Adsorben
Bio Adsorben
I. Tujuan : Memahami secara kualitatif sifat-sifat adsorpsi zat terlarut dari suatu larutan pada permukaan adsorben.
II. Dasat Teori :
Adsorpsi adalah proses dimana satu atau lebih unsur-unsur pokok dari suatu larutan fluida akan lebih terkonsentrasi pada permukaan suatu padatan tertentu (adsorben). Dengan cara ini, komponen-komponen dari suatu larutan, baik itu dari larutan gas ataupun cairan, bisa dipisahkan satu sama lain (Treybal, 1980).
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990). Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.
Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah. Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil, muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah berikatan kuat dengan anion lemah.
Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebab laju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cendung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan berkesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi.
III. Alat dan Bahan :
• Alat yang digunakan adalah rak tabung reaksi, tabung reaksi, gelas ukur, mortal, palu, pipet testes, cawan, neraca analitik, spatula.
• Bahan yang digunakan adalah lidah buaya, lidah mertua, daun buah nanas, larutan CuSO4, KMnO4, dan K2Cr2O7
IV. Cara Kerja
Dicuci daun buah nanas, lidah buaya, dan lidah mertua sampai bersih dan dikeringkan. Kemudian masing-masing dihaluskan dengan menggunakan mortal beserta palu. Disiapkan beberapa tabung reaksi beserta raknya, Masing-masing pada tumbuhan yang sudah dihaluskan tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan FeCl3 untuk tumbuhan lidah buaya dan lidah mertua, kemudian disiapkan lagi tabung reaksi untuk larutan CuSO4 lalu masing-masing tabung reaksi dimasukan lidah buaya dan lidah mertua.
Pada daun nanas yang sudah dihaluskan disiapkan tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi dimasukan daun nanas yang sudah dihaluskan tersebut, kemudian masing-masing tabung reaksi dimasukan larutan KMnO4 dan CuSO4. Diamati perubahan yang terjadi selama 1 hari.
V. Hasil Pengamatan
• Larutan CuSO4
No Bahan Keterangan
1 Lidah mertua Bening
2 Lidah buaya Bening-kebiruan
** keterangan :
Lidah mertua lebih jernih daripada lidah buaya
• Larutan FeCl3
No Bahan Keterangan
1 Lidah buaya Kuning-keruh
2 Lidah mertua Bening kekuningan
** keterangan :
Lidah mertua lebih jernih daripada lidah buaya
• Daun Nanas
No Bahan Keterangan
1 KMnO4 ( ungu) Kuning –bening
2 CuSO4 ( biru muda) Biru muda
** keterangan :
Dengan menggunakan larutan KMnO4 lebih jernih daripada menggunakan larutan CuSO4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar