Minggu, 08 Desember 2013

Garam Mohr

Pembuatan Garam Mohr I. Tujuan : Dapat membuat garam mohr atau besi (II) ammonium sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O II. Dasar Teori Ada dua bijih besi yang terpenting yaitu: hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4). Dan garam besi (II) yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat yang dibuat dari pelarutan besi atau besi (II) sulfida dengan asam sulfat encer, setelah itu larutan disaring, lalu diuapkan dan mengkristal menjadi FeSO4.7H2O yang berwarna hijau. Dalam skala besar garam ini dibuat dengan cara mengoksidasi perlahan – lahan FeS oleh udara yang mengandung air. Garam – garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam larutan. Garam – garam inimengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efeknya dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan memngoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama. Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam – garam sulfat dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat digambarkan sebagai M2Fe(SO4).6H2O, dimana M merupakan symbol dari logam – logam seperti K, Rb Cs dan NH4. Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama atau identik yaitu M2SO4FeSO4.6H2O. Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat dengan jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat yang sama, maka hasil ini dikenal dengan garam Mohr. Garam Mohr dibuta dengan mencampurkan kedua garam sulfat dari besi (II) dan ammonium, dimana masing – masing garam dilarutkan sampai jenuh dan pada besi (II) ditambahkan sedikit asam. Pada saat perbandingan hasil campuran pada kedua garam di atas akan diperoleh Kristal yang berwarna hijau kebiru-biruan dengan bentuk monoklin. Garam Mohr tidak lain adalah garam rangkap besi (II) sulfat dengan rumus molekul (NH4)2FeSO4.6H2O atau (NH4)2 (SO4).6H2O. Garam mohr, besi ammonium sulfat, merupakan garam rangkap dari besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul [NH4]2[Fe][SO4]2.6H2O. garam mohr lebih disukai dari pada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena garam mohr tidak mudah terpengaruh oleh oksigen bebas di udara atau tidak mudah teroksidasi oleh udara bebas dibandingkan besi (II). Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunannya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara 3dimensi. Secara umum zat cair membentuk Kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya berupa Kristal tunggal, yang semua atom – atom padanyannya “terpasang” pada kisi atau struktur Kristal yang sama, tapi secara umum, kebanyakan Kristal terbentuk secara semiltan sehinggs menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya kebanyakan logam yang kita temu ide sehari – hari merupakan poli Kristal mana yang terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi kita terjafi pengamadatan, dan tekanan ambient. Proses terbentuknya strukrutr krisnalin dikenal sebahaikristalisasi. III. Alat dan Bahan • Alat yang digunakan dalam percobaan adalah gelas piala, gelas ukur, neraca analitik, penanggas air, Stir, batang pengaduk, indikator pH, kertas saring, alumunium foil. • Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah serbuk besi, asam sulfat 10%, ammonia pekat. IV. Cara Kerja Larutan A : 3,5 gram serbuk besi ditambah 50 ml H2SO4 10 %, dipanaskan sampai serbuk besi hampir larut. Disaring (dalam keadaan masih panas) ditambah dengan H2SO4pekat. Kemudian diuapkan hingga terbentuk Kristal. Larutan B : 50 ml H2SO4 10% ditambah dengan NH3pekat diaduk sampai larutan menjadi bening (pH=7) lalu diuapkan sampai jenuh. Larutan A dan B dicampur, didinginkan (dengan es batu) sampai terbentuk kristal hijau muda. Kemudian dilarutkan dengan air panas, ditambah hingga terbentuk kristal hijau muda. Dilarutkan dengan air panas, didiamkan hingga terbentuk kristal. Dihitung tingkat kemurnian kristal. V. Hasil Pengamatan Larutan A No Perlakuan Hasil Pengamatan 1. 1 Dilarutkan 3,5 g serbuk besi dalam 100 mL H2So4 Serbuk besi menjadi larut 2. 2 Larutan disaring ketika masih panas Larutan berwarna bening hijau kebiruan 3. 3 Ditambahkan asam sulfat pekat pada filtrate Larutan berwarna bening hijau Larutan B No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1 Dinetralkan 72 mL H2SO4 10 % dengan 23 ammonia Larutan bening (pH = 7) 2 Larutan diuapakan Menjadi larutan jenuh Larutan A dan B No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1 Dicampurkan larutan A dan B ketika masih panas Larutan berwarna hijau kebiruan dan tidak terdapat endapan 2 Dipisahkan larutan dengan endapan yang terbentuk dengan kertas saring - 3 Ditimbang kristal yang diperoleh + kertas saring - VI. Pembahasan Praktikum ini, melakukan percobaan pembuatan garam Mohr dari Fe, percobaan dilakukan dibagi tiga. Percobaan pertama melarutkan 3,5 g serbuk besi ke dalam 50 mL asam sulfat 10 %, kemudian dipanaskan. Besi akan larut, stelah itu disaring dan ditambahkan asam sulfat pekat.larutan menjadi benig. Percobaan yang kedua, yaitu 72 mL H2SO4 dinetralkan (pH = 7) dengan 23 ml ammonia, kemudian diuapkan hingga menjadi larutan jenuh. Percobaan yang pertama dan yang kedua dicampur dan didinginkan, tetapi karena kesalahan praktikan tidak terdapat endapan sehingga tidak terbentuk Kristal garam mohr yang diinginkan hal ini dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam pembuatan larutan A dan B. VII. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa garam mohr dapat dibuat dari serbuk besi, tetapi karena kesalahan praktikan tidak menghasilkan kristal mohr yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar